Pesan Ibnu Qoyyim Al Jauziyah

Pesan Ibnu Qoyyim Al Jauziyah Tentang : PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pendidikan Anak Usia Dini atau pra sekolah merupakan sebuah proses yang sangat penting bagi seseorang. Tidak mesti disekolah, dirumah juga, bahkan dirumah lah tempat pendidikan yang sesungguhnya dan orangtua sebagai guru utamanya.

Pendidikan yang dimaksud bukan sekedar transformasi kemampuan akademik seperti bisa membaca, menulis dan berhitung. Terlalu kecil dan dini menjadikan perkembangan akademik sebagai tujuan pendidikan pada anak usia dini. Bisa dikatakan, bukan tempat yang tepat menjadikan pendidikan anak usia dini sebagai wadah transformasi akademik semata.

Anak usia dini seperti kertas putih atau masa emas (golden age) lah yang menjadi alasan orangtua mengutamakan perkembangan akademik kepada anak – anaknya. Akhirnya, bisa kita saksikan bersama banyak orang dewasa yang cerdas akademiknya namun buruk perilakunya. Memiliki deretan titel akademik  dari perguruan tinggi ternama namun memiliki pula deretan masalah kriminal, seperti korupsi dan  berzina.

Bahkan saat usia remajapun perilaku yang tidak baik sudah nampak. Tawuran antar pelajar, seks bebas, terlibat narkoba, berbohong kepada orangtua dan orang yang dikenalnya, serta berucap dan berprilaku kasar merupakan contoh nyata dampak  pendidikan pada usia dini yang tidak tepat. Golden Age pada anak usia dini sangat sayang jika hanya diberikan kemampuan akademik semata yang fungsinya belum begitu penting pada usia tersebut.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya yang khusus mengenai anak, Tuhfat al-Maudûd bi Ahkâm al-Maulûd, mengingatkan kepada para orangtua anak usia dini :

“Anak kecil di masa kanak-kanaknya sangat membutuhkan seseorang yang membina dan membentuk akhlaknya, karena ia akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang menjadi kebiasaan (yang ditanamkan oleh para pendidik). Jika seorang anak selalu dibiasakan dengan sifat pemarah dan keras kepala, tidak sabar dan selalu tergesa-gesa, menurut hawa nafsu, gegabah dan rakus, maka semua sifat itu akan sulit diubah di masa dewasanya. Maka jika seorang anak dibentengi, dijaga dan dilarang melakukan semua bentuk keburukan tersebut, niscaya ia akan benar-benar terhindar dari sifat-sifat buruk itu. Oleh karena itu, jika ditemukan seorang dewasa yang berakhlak buruk dan melakukan penyimpangan, maka dipastikan akibat kesalahan pendidikan di masa kecilnya dahulu”

Ulama yang dilahirkan di Damaskus tahun 691 H/ 1292 M tersebut mengingatkan pentingnya pendidikan ahlak/perilaku atau karakter pada usia dini, beliau tidak mengutamakan pendidikan akademik semata.

Ulama reformis Islam yang bernama lengkap Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Saad bin Huraiz az-Zar’I ad-Dimasyqi Abu Abdullah Syamsuddin tersebut juga mengingatkan pentingnya menjauhi anak dari tempat atau benda yang terdapat keburukannya sejak usia dini.

“Anak yang masih kecil seharusnya dijauhkan dari lingkungan hura-hura, kebatilan, tempat hiburan, mendengarkan suara keji, dan jorok, bid’ah, dan pembicaraan kotor. Sebab jika sudah menjadi kebiasaan dan menjadi pecandu berat dalam menyaksikan dan mendengarkan hal-hal tersebut, pada saat usia remaja (dewasa) akan sulit untuk dibebaskan dari kebiasaan tersebut. Merubah kebiasaan dan perilaku merupakan perkara yang paling sulit untuk dilakukan.

Anak-anak akan berkembang dan tumbuh paling baik dalam ketertiban dan keteraturan serta jauh dari hal-hal yang tidak baik. Mereka akan lebih bahagia kalau mereka mengetahui apa yang diharapkan, berupa yang baik dan indah, walaupun dalam kenyataannya anak-anak tanpa kompromi akan menelan semua yang dilihat dan didengarnya sekalipun buruk. Di sinilah peran orang tua dan pendidik untuk merencanakan dan menciptakan suasana yang kondusif untuk tumbuh kembang anak-anak ke arah yang baik”. Pesan sang ulama yang terkenal menguasai ilmu hadits, fiqih, syariat, ilmu kalam, tasawwuf, bahasa Arab, nahwu dan murid Ibnu Taimiyah tersebut

Comments

Popular posts from this blog

Cerita dibalik Doa Akasah

Kosa kata bahasa Jawa yang sangat kaya

Cara mensikapi bencana alam