Serba serbi sholat ied

Beberapa hal terkait pelaksanaan sholat ‘aid:

1. Hukum sholat ‘aid terjadi ikhtilaf di kalangan ulama, dimana terbagi menjadi 3 yaitu: fardhu ‘ain, fardhu kifayah dan sunnah mu’akkadah. Namun yg paling rojih (kuat) & insya Allah sebagai pendapat jumhur ulama adalah fardhu ‘ain dengan perkecualian untuk yang memiliki udzur (halangan) secara syar’i.
2. Waktu pelaksanaan adalah mulai dari matahari setinggi tombak (sekitar jam 7 utk sholat ‘aidil fitr & skitar jam 6:30 utk sholat ‘aidil adha, dimana sholat ‘aidil adha biasanya lebih cepat dimulai untuk menyediakan waktu yg cukup dalam penyembelihan hewan qurban), sampai dengan matahari menjelang tergelincir (skitar jam 11:30).
3. Sholat ‘aid diutamakan dilaksanakan di tanah lapang (tempat terbuka beratapkan langit), sebagai sarana syi’ar Islam.
4. Hendaknya mandi besar sebelum berangkat ke tempat sholat.
5. Disunnahkan utk berhias & memakai pakaian yg terbaik sesuai syar’i (bukan yg termahal).
6. Utk sholat ‘aidul fitr disunnahkan utk makan lebih dulu, utk membedakan antara Ramadhan & Syawal; sedangkan utk sholat ‘aidul adha disunnahkan utk tidak makan lebih dulu.
7. Disunnahkan memperbanyak takbir sejak keluar dari rumah.
8. Disunnahkan mengambil jalan yg berbeda antara datang ke tempat sholat & pulangnya, sebagai sarana syi’ar Islam juga.
9. Disunnahkan berjalan kaki menuju tempat sholat jika jaraknya dekat & tidak memberatkan.
10. Dianjurkan utk segera datang  ke tempat sholat.
11. Tidak ada sholat sunnah apapun, baik sebelum (qobla) maupun sesudah (ba’da) sholat ‘aid.
12. Takbir pada ‘aidul fitr hanya disyari’atkan dimulai dari ba’da maghrib masuk 1 Syawal sampai menjelang pelaksanaan sholat ‘aidul fitr.
13. Takbir pada ‘aidul adha dibagi menjadi 2 yaitu: takbir mutlak (dimulai dari ba’da maghrib masuk 1 Dzulhijjah sampai ba’da asar tanggal 13 Dzulhijjah, tidak terikat waktunya) dan takbir muqoyyad (dimulai dari ba’da subuh tgl 9 Dzulhijjah sampai ba’da asar tanggal 13 Dzulhijjah, terikat waktunya di setiap selesai sholat fardhu).
14. Takbir dilarang dikumandangkan bersama bedug dan alat-alat musik, masih diperbolehkan menggunakan pengeras suara dengan mempertimbangkan ketenangan di sekitarnya dan tidak perlu sampai tengah malam karena dikawatirkan malah mengganggu kewajiban melaksanakan sholat subuh & sholat ‘aid di keesokan harinya.
15. Takbir tidak perlu dikomando, masing-masing bisa bertakbir sendiri-sendiri  & tidak perlu membaca “allaahu akbar kabiiro, wal hamdulillaahi katsiro, wa subhaanallaahi bukrotaw wa asiila..dst” (karena tidak ada hadits yg menerangkan hal tsb, maupun atsar dari para sahabat salafush shalih).
16. Sholat ‘aid dilaksanakan 2 raka’at, setelah takbiratul ihram pada raka’at pertama bertakbir 7 kali & pada raka’at kedua bertakbir 5 kali. Tidak ada hadits shahih tentang mengangkat tangan ketika bertakbir 7+5 tsb (kecuali atsar ‘Abdullah ibnu ‘Umar), sebagaimana juga tidak ada hadits shahih tentang bacaan dzikir khusus di antara takbir 7+5 tsb (kecuali atsar ‘Abdullah ibnu ‘Abbas).
17. Bagi imam sholat ‘aid dianjurkan utk setelah Al Fatihah membaca surat Al Qof pada raka’at pertama & surat Al Qomar pada raka’at kedua, atau surat Al A’la pada raka’at pertama & surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua.
18. Khotib berkhutbah selesai sholat ‘aid (kebalikan sholat jum’at), tanpa diselingi duduk di antara 2 khutbah & tidak ada kewajiban jama’ah mendengarkan khutbah sampai selesai.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita dibalik Doa Akasah

Kosa kata bahasa Jawa yang sangat kaya

Cara mensikapi bencana alam