Sedih adalah pilihan




KEINGINAN
Bikin orang susah or senang
---------------------
Assalamu'akaikum Wr. Wb.
Rekans yang baik, suatu pagi saya bersepeda bersama pemilik show room mobil. Sambil bersepeda dia cerita usahanya yang lagi lesu di masa pandemi covid-19 ini. Terus saya bilang bahwa sekarang ini sebagian besar  orang lagi mengurangi keinginan untuk membeli barang-barang mewah, seperti mobil. Mereka lagi berjuang bagaimana memenuhi kebutuhan hidup mereka, yakni: makan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan.  Perguruan tinggi lagi berjuang bagaimana bisa membayar gaji dosen dan karyawannya agar bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan atau menabung. Boro-boro kampus beli mobil, mobil yang sudah ada saja karena covid banyak yang tidak digunakan.
Saat sekarang ini orang lebih merasa malu tidak bisa makan dan tidak bisa berpakaian daripada tidak punya mobil.
Rekans yang baik, hidup ini akan terasa ringan jika orang bisa mengurangi keinginan, menurunkan tingkat harapannya, dan tidak banyak berangan-angan. Sebetulnya yang membuat kita susah atau senang itu keinginan kita, bukan barang atau situasi.
Rekans mungkin ingat cerita Ibu yang punya dua orang anak, yang pertama penjual payung yang kedua penjual es. Suatu saat ibu tersebut berdo'a agar Allah menurunkan hujan dengan harapan payung yang dijual anak pertamanya laku keras. Do'a ibu tersebut terkabul, hari hujan deras. Laku keraslah payung yang dijual anak pertamanya. Ibu tersebut senang sekali. Namun, datanglah anak keduanya yang jual es menangis karena esnya tidak laku. Ibu tersebut jadi sedih. Kemudian dia berdo'a agar Allah membuat hari yang cerah dan panas dengan harapan es yang dijual anak keduanya laku keras. Terkabulah do'anya, hari cerah dan panas. Laku keraslah es yang dijual anakkeduanya. Senang sekali perasaan ibu tersebut. Namun, datanglah anak pertamanya yang jual payung menangis karena payung yang dijual tidak laku. Sedihlah ibu tersebut. Sedih, senang, sedih, senang terus bergantian karena keinginan atau harapan.
Rekans yang baik, jika orang  mengurangi keinginannya,  menurunkan tingkat harapannya, dan tidak banyak berangan-angan, maka hidup akan terasa ringan dan bahagia.
Semoga bermanfaat, mksh.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Notice
Nabi menasehati kita untuk tidak banyak berkata "seandainya". Kenapa? Karena itu akan menimbulkan banyak masalah. Misal, seandainya jadi ini jadi itu, seandainya punya ini punya itu, seandanya kamu begini, sandainya saya begitu, dan seandai-seandainya yang lain, baik yang terkait dengan masa lalu atau masa depan, seandainya dulu ...atau seandainya besok ...

Comments

Popular posts from this blog

Cerita dibalik Doa Akasah

Kosa kata bahasa Jawa yang sangat kaya

Cara mensikapi bencana alam