Renungan Ahad

❤ RENUNGAN UNTUK DIRI INI... DAN INSYA ALLAH.. UNTUK ANAK-ANAK KU .....

Kutipan dari tulisan Almarhum KH E.Z. MUTTAQIEN, (Semoga Allah SWT. Merahmatinya),
Rektor Unisba  pertama/ mantan ketua MUI jawa barat.

"ANAK-2 KU " ... 
Ada kekhawatiran besar setiap orang tua !!!
disaat tua,
disaat daya melemah,
disaat anak2 semakin sibuk.?

KESENJANGAN.
Diawali dari merenggangnya komunikasi...,
terjadinya perbedaan alam pikir yg menjauh...,
Dan ... sulitnya saling memahami,
yg mungkin skrg belum terbayang oleh kalian semua...??
tapi itu akan terjadi...!!!

KELAK ... pd saatnya kami hanya bisa berdoa dan berlinang air mata.
Mengiringi semua kekhawatiran yg menyelimuti hati kami.

Yang kami khawatirkan adalah keselamatan kalian, juga syakaratul maut kami. 
"Akan adakah anak2 tercinta menggumamkan Kalimat TALKIN mengiringi perjalanan kami pulang keharibaanNya saat syakaratul maut" ??

SAAT INI kami sangat ingin
komunikasi kita berjalan mesra..., ramah.., penuh rasa rindu...& canda ria.
Kami berharap komunikasi kita membuat kita saling faham memahami.

MEMANG kebersamaan kita hanya sebentar.
Hanya ±30 tahunan,
Sisanya kalian akan bersama insyaAllah dengan pasangan kalian masing2 sampai akhir hayat kalian.
Rasanya sangat sebentar,
belum cukup kita berbagi rasa diwaktu 30 tahunan itu.

Tapi mudah2an komunikasi yg kita bangun sekarang ini bisa memperpanjang kebersamaan rohani kita & mengecilkan rasa khawatir yg selalu ada di hati kami.

ANAKKU...
Jaga Sholat kalian,
Jaga Shodaqoh kalian,
Selalu Berbuat Baik,
Jangan pernah letih & malas utk mendekatkan diri kpd ALLAH.
Berdoa lah selalu untk orang....tuamu.setiap selesai sholat....
Allohumma ghfirlii waliwalidayya war hamhuma kama robbayanii shoghiroo 3x
Berbuatlah yg bisa membuat Orang Tua kalian berbahagia di Alam Barzah dan Akhirat kelak...Aamiin.

Kami TITIPKAN masa depan Akhirat kami kpd Akhlaq Mulia kalian"., Maha suci Allah SWT Aamiin, YRA..

Comments

Popular posts from this blog

Cerita dibalik Doa Akasah

Kosa kata bahasa Jawa yang sangat kaya

Cara mensikapi bencana alam